Ini hari libur, Sport Day. Peringatan ketika Jepang jadi tuan rumah Olympiade pada 1964. Dulu, Sport Day diperingati pada setiap tanggal 12 Oktober. Sejak tahun 2000, Sport Day diganti jadi hari Senin minggu kedua bulan Oktober. Tentu, maksudnya biar bisa libur panjang. Di Jepang, libur berkorelasi positif dengan produktifitas dan kinerja. Banyak libur bagus, tapi terlalu banyak libur jadi tidak bagus.

Apato saya sekarang hanya berjarak 50-an meter dengan Sanjosangendo Temple. Di seberang jalan Temple ini ada Kyoto National Museum, satu diantara museum yang belum pernah saya kunjungi (saking banyaknya museum di kota ini).

Pagi ini, ketika keluar rumah, saya liat banyak sekali orang antri di pintu museum yang belum buka. Cukup panjang. Antri bukanlah hal aneh di Jepang, semua orang antri tanpa kenal status sosial. Tetapi, antrian pagi ini di depan museum tidak biasa. Tampak tidak teratur dan semrawut.

Dan ini tidak lazim. Orang Jepang selalu antri dengan tertib, membentuk garis yang nyaris lurus. Biasanya orang antri satu-satu. Jadi tidak sambil ngobrol dengan temannya, yang membuat mereka merusak “keindahan” antrian.

Maka, setelah memotret ini, saya segera menyeberang dan ingin tahu. Ada hal penting apa sampai orang-orang ini antri bergerombol, sibuk bercerita dengan rekan di kiri-kanan. Begitu dekat, dugaan saya bahwa ini bukan orang-orang Jepang rupanya tepat. Mereka berbicara dengan bahasa, yang sangat dapat dipastikan, bahasa Mandarin. “Pantas”, kata saya dalam hati. (*)

View on Path

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *