Puluhan anggota DPR RI sontak berjoget ketika mendengar iringan musik ceria: Gemu Fa Mi Re. Ketika mendengar musik dengan beat-beat menghentak, kebanyakan orang teraliri perasaan ceria. Biasanya, respon tubuh terjadi, minimal ikut menggoyangkan kaki, atau kepala mengangguk. Maka, joget spontan adalah hal lumrah.
Tetapi, hal ini tidak wajar karena dua hal. Pertama, musik menghentak-hentak ini diperdengarkan saat momen upacara kenegaraan. Usai Pidato Kenegaraan Presiden’ Republik Indonesia pada Rapat Paripurna DPR RI jelang peringatan kemerdekaan. Kedua, para anggota DPR yang mewakili rakyat seolah tidak memiliki empati dengan situasi kebangsaan yang sedang memprihatinkan.
Sejak kapan kebiasaan memainkan lagu-lagu beat dangdut itu diperdengarkan pada momen resmi kenegaraan? Sependek ingatan saya, ini hal baru. Pada era Presiden Soeharto, saya tidak pernah sekalipun membaca atau melihat ada aktivitas demikian. Begitu pula pada era-era presiden-presiden setelahnya.
Sakralisasi Upacara Kenegaraan
Upacara kenegaraan adalah momen sakral. Ketika hajatan berlangsung, banyak orang menahan napas, khawatir ada kekeliruan dalam prosesinya. Setiap aktivitas dalam upacara itu dipastikan berlangsung proper, tertata, dan mulus. Panitia pelaksana bisa berkali-kali menggelar simulasi jalannya acara, gladi, atau rehearsal.
Situasi upacara atau acara kenegaraan menjadi fokus perhatian karena kualitas dari pernyataan petinggi-petinggi yang hadir. Isi pernyataan itu akan menjadi bahan analisis, akan dikomentari oleh para ahli dan pengamat. Karena setiap kata dan kalimat yang terucap akan berdampak kebijakan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak.
Akan tetapi situasi mulai berubah ketika Joko Widodo menjadi Presiden. Satu per satu kegiatan upacara atau acara kenegaraan mulai alami desakralisasi. Para pemain musik kenegaraan yang biasanya memainkan lagu-lagu dengan nuansa magical mulai latihan memainkan lagu-lagu rakyat: lagu populer, lagu daerah, dan lagu dangdut.
Momen paling menarik perhatian adalah Upacara Peringatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI pada tahun 2022 di Istana Negara. Farel Prayoga tampil menyanyikan lagu dengan beat menghentak “Ojo Dibanding-bandingke”. Tidak lama setelah menyanyi, kepala Presiden Jokowi mulai bergoyang, diikuti Ibu Negara Iriana yang berdiri dan bergoyang, dan hanya dalam sekejap para menteri dan pejabat negara yang hadir berdiri dan berjoget. Persis seperti hajatan kawinan di kampung atau acara panen raya di sawah.(*)

