Dalam tiga hari ini aktivitas saya dipenuhi perjalanan.  Kamis, 9 November, saya mengawali penerbangan pendek di pagi hari dari Makassar menuju Surabaya.  Jum’at, 10 November, esok sore harinya, kembali lagi ke Makassar.  Kemudian Sabtu, 11 November, ketika saya menulis ini, saya sedang dalam penerbangan dari Makassar ke Baubau.

Semuanya menggunakan Garuda Indonesia.

Pada setiap penerbangan singkat, Garuda Indonesia menyajikan makanan ringan (snack) kepada para penumpang.  Ini bagian dari pelayanan.  Di setiap penerbangan tersebut, baik menggunakan Mini Jet type Bombardier, maupun pesawat berbaling-baling ATR 72-600 yang sekarang saya gunakan,  snack yang disajikan sama.  Masing-masing adalah satu roti (dengan berbagai variasi), dan kacang campuran.

Iseng-iseng, entah karena mulai jenuh dengan perjalanan yang keseringan, saya mengamati snack ini.  Mulai box dan isinya.  Hei, tidak ada label halal.  Saya bolak-balik snack box bercetakan indah, dan tidak menemukan pernyataan bahwa isi di dalam box ini adalah halal.

Saya segera membuka isinya.  Roti berbungkus plastik bening.  Label Garuda Indonesia adalah satu-satunya tulisan di plastik pembungkus.  Selain roti, juga ada kacang produksi Dua Kelinci.  Di bolak-balik, juga tidak ada label halal.

Taken for Granted

Kemarin, dalam perjalanan Surabaya ke Makassar, saya ingat bahwa snack yang disajikan adalah roti daging.  “Itu daging apa ya?”, tiba-tiba saya berbenak.

Ini adalah persoalan kita di Indonesia.  Ada semacam asumsi umum yang diterima tanpa diverifikasi, bahwa semua makanan di sini adalah halal.  Karena mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, maka kita berpendapat “taken for granted”, bahwa semua halal.  Apakah benar demikian?

Di media massa beberapa kali kita membaca berita tentang pedagang makanan atau pabrikan yang diam-diam menambahkan elemen tidak halal menurut ajaran Islam.  Mungkin minyak babi atau turunannya, mungkin juga alkohol atau turunannya.  Karena itu, kita mulai sering reseh dan menanyakan status halal tidaknya makanan yang kita santap.

Saya tiba-tiba saja bertanya, apakah makanan-makanan yang disajikan oleh Garuda Indonesia ini halal, dalam pengertian tidak mengandung zat-zat yang dilarang untuk dikonsumsi menurut Islam?

Mungkin Garuda Indonesia mulai perlu memikirkan hal ini. (*)

By admin

One thought on “Garuda Indonesia Sajikan Makanan Tanpa Label Halal”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *