Pada 1 Januari 2014 ini saya dan keluarga mengunjungi kuil Fushimi Inari. Tentu saja, tujuan kami berkunjung adalah untuk jalan-jalan dan foto-foto. Kuil ini begitu terkenal, dimana setiap tahun baru ada ribuan (mungkin jutaan) orang dari berbagai penjuru Jepang berkunjung kesini. Motif mereka berkunjung, konon, adalah untuk berdo’a demi penghidupan dan rejeki yang lebih baik di tahun baru ini. Ya, kuil ini dikenal sebagai lambang kemakmuran pertanian dan keuntungan bisnis.

Kuil yang terletak di sebelah selatan Kota Kyoto ini sangat mudah dijangkau. Lokasinya hanya 10 menit jalan kaki dari stasiun Keihan dan stasiun JR (dua jasa transportasi kereta Jepang). Jika kita telah berada di Kyoto, kuil ini bahkan bisa dicapai hanya dengan bersepeda sekitar 20-30 menit saja.
Bagi warga Jepang yang masih memiliki kepercayaan shinto yang kuat, kuil ini memiliki arti penting, karena kuil ini dianggap sebagai pimpinan dari 32.000-an sub-kuil (dalam bahasa Jepang disebut “bunsha“) Inari yang tersebar di seluruh Jepang.
Sementara bagi para wisatawan, kuil ini menarik karena terdapat lebih 10.000 tiang kayu berwarna oranye yang berjejer membentuk lorong-lorong yang panjang. Konon, pilar-pilar yang berdiri membentuk lorong panjang ini adalah sumbangan dari orang-orang pribadi atau perusahaan. Itulah sebabnya, pada setiap tiang terdapat tulisan huruf Kanji berwarna hitam, yang merupakan nama dari penyumbangnya.
Menurut catatan, kuil Fushimi Inari dibangun pada tahun 711 oleh keluarga Hata, yang mempunyai dewa utama Ukanomitama-no-Mikoto (dewa beras dan makanan). Bangunan utama yang disebut Go Honden dibangun pada tahun 1499, sementara gerbang besar lainnya yang bernama Romon Gate dibangun pada tahun 1589 oleh Toyotomi Hideyoshi, seorang samurai.(*)

Terima kasih atas informasinya,semoga dilain kesempatan bisa berkunjung dikuil fushimi inari taisha.