Pagi ini (Kamis, 1/8/2019) saya berada di Surabaya. Rencananya akan ke Ponorogo untuk mudif (menengok) anak yang sedang nyantri di Pondok Pesantren Gontor. Meskipun jasa angkutan travel Bandara Juanda menuju Ponorogo sudah dikontak sejak semalam, namun saya tetap harus menunggu. Travel ini mesti menunggu beberapa penumpang lain.

Di sela waktu menunggu (yang tidak jelas akan berapa lama), saya habiskan dengan nongkrong di kedai MJ, depan terminal kedatangan. Sebenarnya, saya sudah sarapan. Tapi sambil menunggu, bolehlah memesan kopi. Meskipun saya tidak berharap banyak kedai yang tidak secara khusus menyiapkan kopi.

Ada hal menarik di daftar menu kedai MJ ini. Pada bagian minuman tertulis dua pilihan kopi: Kopi Pahit (Black Coffee) dan Kopi Manis (Sweet Black Coffee).

Ini pertama kali saya menemukan kedai kopi dengan menu bertuliskan Kopi Pahit. Biasanya, pilihan menu itu hanya kopi saja, berarti sudah pasti pahit. Jika ingin manis, tinggal ditambah gula bukan?

Saya coba bertanya kepada pramusaji yang tampak ramah: “kenapa ada pilihan kopi pahit dan kopi manis?”. Saya berpikir, bisa saja disajikan saja kopi tanpa gula. Jika konsumennya ingin yang manis tinggal di tambah gula. Apalagi, harga kopi manis dan kopi pahit di menu itu sama saja.

Si pramusaji tampak berpikir sejenak. Tetapi ia tidak dapat memberikan jawaban. “Entahlah, pak… Saya juga tidak paham,” katanya sambil senyum.

Tentu saja, saya tidak perlu berpikir lama-lama tentang pilihan kopi pahit dan kopi manis di menu ini. Tapi, rasanya unik saja, karena (sekali lagi) inilah pertama kali ada kedai dengan pilihan spesifik di menu seperti ini.

Di banyak tempat di Indonesia, kopi umumnya disajikan pahit. Ada yang memberi tambahan gula dalam bentuk sachet, dan ada juga yang telah menyiapkan gula dalam toples di meja pelanggan.(*)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *