“More global we are, more local we act”. Ketika menulis skripsi ttg internet dan interaksi transnasional di tahun 1994 (selesainya sih 1998 heehe), saya berpikir internet akan mendorong interaksi melintasi batas negara tanpa perlu perpindahan fisik akan massif. Betul, kita lihat bahwa siapa saja dapat saling terhubung tanpa hambatan medium.
Namun, satu hal yang terlupakan adalah kemajuan ICT juga berdampak pada perilaku lokal para aktor. Kita dapat berada di belahan mana saja, namun tetap menyapa tetangga kita di kota asal kita saat dia berulang tahun. Kita mungkin sedang duduk di kampus di Tokyo, Paris, atau New York, namun sambil intensif berdiskusi soal macet di kota asal kita, banjir, begal, pesawat hilang, justru dengan teman-teman dari kota asal yang sama.
“Think globally, act locally” sepertinya telah termanifestasi. Faktanya, semakin global dunia kita justru semakin lokal tindakan kita. Untuk urusan ini, saya selalu ingat kutipan yang dibuat lebih lengkap oleh kawan-kawan:
“Think globally, act locally, face traditionally” (*)… 😂😂😂😂 – at 三十三間堂 (Sanjūsangen-dō)
View on Path